PRESENTASI
I
Tanah
dalam keadaan normal terdiri dari bahan organik sebanyak 5%, bahan anorganik
sebesar 45% , 25% fase
air dan 25% fase udara. Di dalam tanah juga terdapat mikrobia
tanah yang memiliki berbagai macam peran diantaranya adalah: (i) dekomposisi bahan organik, (ii) degradasi pestisida, (iii) menjaga kesetimbangan biologis,
(iv) predator nematoda,
(v) pelapukan batuan sehingga
terbentuk materi tanah, (vi) terlibat proses transformasi nutrient,
dan (vii) pembentukan dan
perbaikan struktur tanah.
Tanah
sehat dan subur merupakan sistem hidup dinamis yang dihuni oleh berbagai
organisme (mikro flora, mikro fauna, serta
meso dan makro fauna). Organisme tersebut saling berinteraksi membentuk
suatu rantai makanan sebagai aliran
energi dalam suatu ekosistem untuk membentuk
tropik rantai makanan. Selain itu tanah merupakan
mikrohabitat bagi mikrobia tanah.
Jumlah
mikroba dalam tanah lebih banyak daripada dalam air ataupun udara karena senyawa organik dan anorganiknya lebih tinggi
sehingga cocok untuk pertumbuhan mikroba aerobik, anaerobik, heterotrof, maupun
autotrof.
a)
Atmosfer tanah tersusun oleh bermacam
gas seperti N2, O2
dan CO2
Ø
O2 dalam tanah sebanyak 18 -
20%
Ø
CO2 dalam tanah sebesar 1 –
2%
b) Gas
di dalam tanah berasal dari udara luar dan hasil aktifitas mikroba
Ø
N2 yang merupakan hasil
fiksasi N oleh mikroba pada proses siklus N tanah
Ø
CO2 yang merupakan hasil
respirasi mikroba
Ø
O2 yang merupakan hasil
fotosintesis tumbuhan tingkat tinggi atau mikrobia yang bersifat autotrof dan
aerob
PRESENTASI
II
Berdasarkan asalnya, mikrobia terbagi menjadi 2
macam,
a) mikrobia
autokton, yaitu mikrobia yang merupakan mikrobia asli yang hidup pada area
tanah tersebut (native). Contoh: Clostridium sp.
b) mikrobia
zimogen, yaitu mikrobia yang ada pada suatu area tanah karena adanya zat
tambahan yang menjadi sumber kehidupan
atau dapat juga merupakan suatu indikator adanya pencemaran pada area tersebut.
Contoh: Escherichia coli.\
berdasarkan sumber kehidupan untuk mikrobia,
terdapat tiga macam sumber yaitu sumber karbon, sumber energi, dan sumber
elektron. Sumber tersebut bersifat organik dan anorganik. Metabolisme mikrobia
tanah dalam kaitannya menggunakan sumber energi, elektron, maupun sumber
karbonnya dapat diamati dalam kolom winogradsky.
Kolom
winogradsky adalah tempat yang digunakan untuk pertumbuhan mikrobia tanah,
merepresentasikan komunitas mikrobia tanah yang saling berinteraksi namun bukan
interaksi yang bersifat kontaminasi. Kolom winogradsky merupakan kultur
diperkaya yang didalamnya terjadi seleksi alam dan pemisahan niche antar mikrobia dan jika dilakukan pemindahan
berulang akan didapatkan kultur murni. Pada kolom ini dapat ditemukan minimal 6
tipe mikrobia tanah yaitu anaerobic
bacteria, green-sulphur bacteria, purple-sulphur bacteria, purple non-sulphur
bacteria, aerobic bacteria, dan photosynthetic mikrobes.
Peristiwa
yang terjadi dalam kolom winogradsky dimulai pada bagian dasar yang merupakan
area anaerobik. Pada area ini Clostridium
sp. yang bersifat anaerobik mendegradasi selulosa dengan menggunakan enzim
selulase dan didapatkan asam organik, etanol, dan glukosa. Etanol dan asam
organik digunakan Desulfovibrio sp.
(anaerob) yang menggunakan SO42- dan menghasilkan H2S
yang digunakan oleh Chlorobium(green-sulphur bacteria) dan Chromatium (purple-sulphur bacteria) sebagai donor elektron. Sedangkan sumber
karbon kedua jenis bakteri ini adalah CO2. Karena sulfat digunakan
terus-menerus, maka kadarnya akan menurun dan penurunan kadar ini menyebabkan Rhodomicrobium tumbuh dan menggunakan
etanol atau asam organik sebagai donor elektron dan CO2 untuk
memproduksi molekul organik.
Pada
bagian permukaan tanah di kolom winogradsky terdapat Beggiatoa yang merupakan
bakteri aerob yang mampu mengoksidasi sulfur sebagai sumber energi dan
digunakan untuk mengubah CO2 menjadi C organik. Kemudian di bagian
air terdapat Cyanobacteria yang mampu
menyuplai O2 untuk bakteri aerob yang membutuhkan.
PRESENTASI III
Hewan
ruminantia memiliki 4 lambung dengan urutan sebagai berikut, rumen, retikulum,
omasum, dan abomasum.Pada rumen hewan ruminantia terdapat aktivitas mikrobia
tanah yang berasal dari tanaman yang dimakan oleh hewan tersebut. Mikrobia
tersebut terdiri dari protozoa bersilia, fungi, dan sebagian besar adalah
bakteri selulolitik yang mampu mengubah selulosa menjadi glukosa.
Aktivitas mikrobia rumen sangat
tergantung pada pH, jenis pakan, waktu setelah makan, variasi harian, pengaruh
osmotik dan ionik, komposisi gas, dan tegangan permukaan. Di dalam rumen,
mikrobia melakukan fermentasi sehingga tercipta amonium yang merupakan hasil
degradasi kemudian amonium tersebut diubah menjadi asam amino oleh mikrobia
yang kemudian dirangkai menjadi protein. Jadi ruminantia tidak memakan bahan
yang mengandung asam amino namun dapat terbentuk asam amino karena massa hasil
metabolisme mikrobia rumen. Sifat
mikrobia dalam rumen adalah anaerob.
Mikrobia rumen dapat dimanfaatkan untuk:
a. pembuatan
gas
b. menambah ketersediaan amonium
c. meningkatkan
kesaaaman makanan (meningkatkan fermentasi makanan) sehingga lebih mudah diubah
menjadi asam amino
Ada dua macam fermentasi dalam rumen yaitu:
a. fermentasi
karbohidrat atau structural carbohydrate
fermenter (SC)
merupakan degradasi atau pemotongan
struktur dari polimer glukosa
b. fermentasi
non karbohidrat atau non-structural
carbohydrate fermenter (NSC)
merupakan degradasi protein menjadi bentuk yang
lebih sederhana yang dilakukan oleh bakteri proteolitik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar