Rabu, 30 November 2011

STUDI HEMATOLOGI IKAN AIR TAWAR

Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah, dan komponen-komponennya. Salah satu pembahasan dalam jurnal ini adalah pengaruh darah dalam morfologi ikan air tawar.Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Oreochromis niloticus, Clarias gariepinus, Cyprinus carpio,dan  Ctenopharyngodon idella.
Dari hasil penelitian tersebut dinyatakan bahwa banyak eritrosit berbanding terbalik dengan ukuran tubuh ikan, makin banyak eritrosit, makin kecil ukuran tubuh. Hal ini berarti banyak eritrosit tidak berpengaruh, dan tidak dapat dijadikan sebagai acuan untuk semua jenis hewan, hanya dapat digunakan untuk tiap-tiap jenis hewan karena tidak ada kesamaan pada semua jenis hewan jika ditinjau dari banyaknya eritrosit tersebut. Ukuran banyak eritrosit juga tidak memiliki pengaruh terhadap perbedaan sex, betina dan jantan, hal ini juga berlaku pada kuantitas eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit, neutrofil.
Menurut Jain (1986) jumlah eritrosit tergantung umur, jenis kelamin, hormon, dan lingkungan, dan juga musim.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah leukosit ikan adalah spesies, bangsa, umur, aktivitas otot, eksitasi, dan masa estrus (Coles, 1986, Jain, 1986)
Perbedaan pada eritrosit dan leukosit, dalam penelitian ini dimungkinkan karena perbedaan lingkungan tempat hidup, jenis, umur, dan aktivitas.
Bentuk limfosit kadang tidak dapat dibedakan dengan trombosit, walaupun trombosit memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding dengan limfosit. Kesalahan dalam menghitung limfosit ini akan dapat menyebabkan kesalah diagnostik (Roberts, 1989).
Jadi, berdasarkan jurnal tersebut, kami berpendapat, bahwa morfologi dan anatomi tidak dapat dipisahkan. Keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Morfologi dan anatomi ini juga memmiliki kaitan yang erat dengan lingkungan tempat individu tinggal, sebagai contoh, manusia yang hidup di dataran rendah dan dataran tinggi. Manusia yang hidup di dataran tinggi tentu memiliki kadar eritrosit dan Hb tinggi yang sangat berguna untuk mengikat O2 dari udara bebas, karena udara di dataran tinggi lebih sedikit kadar O2 nya. Oleh karena itu,kebutuhan  utuk respirasi ini juga memberikan morfologi yang berbeda dengan orang yang hidup di datara tinggi dengan suhu dingin, dengan manusia yang hidup di dataran rendah dengan suhu panas. Salah satu perbedaan morfologi ini adalah bentuk hidung.
Jadi dalam mempelajari sebuah ilmu khusus seperti hematologi, struktur dan perkembangan hewan tidak dapat dipisahkan, dalam hal ini secara morfologis individu,dan semuanya terhubung dalam satu lingkungan yang menyebabkan sebuah keterkaitan dan saling berhubungan erat.






Tidak ada komentar: