Rabu, 07 Desember 2011

PROTEIN DARAH

PROTEIN PLASMA
Darah adalah jaringan ikat dengan sel-sel yang tersuspensi di dalam plasma. Darah memiliki dua komponen, yaitu komponen seluler dan plasma. Pada plasma terdapat berbagai protein terlarut dan garam-garam anorganik. Beberapa protein terlarut tersebut adalah albumin, globulin, dan fibrinogen.
Albumin memiliki sejumlah fungsi. Pertama, mengangkut molekul-molekul kecil melewati plasma dan cairan sel. Fungsi ini erat kaitannya dengan bahan metabolisme seperti asam lemak bebas dan bilirubuin. Selain itu berbagai macam obat yang kurang larut dalam air tetapi harus diangkat melalui darah dari satu organ ke organ lainnya dapat dipindahkan dengan bantuan albumin sehingga  dapat dilakukan  metabolisme atau diekskresikan. Albumin juga bermanfaat dalam pembentukan jaringan sel baru. Aplikasinya, albumin dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah, misalnya karena operasi, pembedahan, atau luka bakar.


Gambar 1. Struktur albumin
Globulin diperlukan untuk berbagai fungsi biologik. Sejumlah α- globulin dan β-globulin mempunyai fungsi transpor khusus. Kelompok α 1- globulin yaitu transkobalamin yang mengangkut vitamin B12 dan transkortin yang mengangkut kortisol. β-globulin bertanggung jawab untuk transpor besi bervalensi tiga dalam plasma. Sementara itu, γ-globulin merupakan glikoprotein yang pada pemisahan elektroforesis bergerak paling lambat. Karena peran sertanya pada reaksi imun, maka γ-globulin disebut juga imunoglobin (IgG)


Gambar 2. Salah satu protein globulin, immunoglobulin (IgG)
Fibrinogen sangat erat kaitannya dengan pembekuan darah. dengan adanya bantuan dari ion Ca2+ dan vitamin K, maka fibrinogen dapat berubah menjadi benang-benang fibrin yang tidak larut dalam darah sehingga saat terjadi luka, dapat ditutup dengan menggunakan benang-benang fibrin ini.

 
Gambar 3. Struktur fibrinogen
Selain memiliki fungsinya tersendiri, secara bersamaan  ketiga protein darah  ini berfungsi untuk menjaga viskositas darah, menjaga kesetimbangan osmotik cairan interstitial dengan darah (osmotic colloid pressure),  dan keseimbangan pH atau sebagai buffer.

DAFTAR PUSTAKA:
Campbell, N.A., Jane, B.R., Lawrence, M.G. 2004. Biologi.jilid 3.edisi ke-2. Erlangga. Jakarta.hal:53
Kay, I. 1998. Introduction to Animal Physiology. Springer-Verlag. Singapore. p:108